it's me

it's me
berusaha menjadi diri sendiri

Senin, 05 Desember 2011

Luapan emosi seorang kawan

"akkkhhhh..........ingin sekali keluar kata-kata kasar dari mulutku
aaakkkkhhhh.............muak dan ingin rasanya ku mengomel padamu, ingin ku tampar wajahmu,aakkhhhh.......kenapa terlalu banyak inginmu, ku ingin kau mengerti....akkhhh......tapi kau tak pernah mengerti aku.........., kau tahu kah rasanya menahan amarah itu???? haaaa.....????? kalau aku tak peduli padamu tak lama ku kan menonjok wajahmu, akkhhhh....aku mau marah tapi sama siapa?????? ingin marah padamu tapi, setiap ku melihat wajahmu ku tak sanggup lagi memarahimu terpaksa hanya bisa ku ungkapkan padamu teman. air mataku bercucuran ini karena menahan emosi yg membara di dada, sesak rasanya. Aku tak tau memarahi orang itu, aku sayang tapi aku juga sering menahan emosi dengan semua tingkah lakunya padaku kawan.

Wooowww..........."Begitulah kata2 yang ku dengar dari curahan hati seorang kawan yang sedang marah tetapi tak ingin memarahi secara langsung orang yg ia benci. Wajahnya memerah karena emosi, desah nafasnya naik turun karena emosi, suaranya keras dan berteriak seakan sayalah orang yg dia marahi. Tapi karena saya memiliki perasaan mengasihi seorang kawan saya tetap mendengarkan curahan hatinya walaupun dengan nada suara yang lantang, keras dan penuh makian. sesekali aku mengelus dadanya dan menasihatinya. Sabarlah kawan, saya tak melarangmu tuk bercerita, keluarkan semua emosimu, ceritakan saja padaku bila kau memang tak ingin menyakiti hati orang itu. Dia pun terus bercerita dengan nada marah.

"Selalu ku berikan dia pengertian tetapi dia tak pernah mau mengerti......aaakkkkhhhh......ingin rasanya aku menggigit telinganya sampai putus.......


Saya mengatakan padanya, heeiii....tegakah kau kawan menggigit telinganya sampai putus....hhhmmmm......, itu hanya uneg-unegmu saja dan saya yakin tak mungkin seorang sepertimu tega menggigit telinga orang itu sampai putus, jangankan menggigit memarahinya pun kau tak mampu karena kau juga masih sayang padanya. Saya memberikan saran untuknya. hei kawan coba lihat dirimu.........seperti orang yang tak terkendali, modelmu seperti orang gila....haahahahaha.........Sy menertawakannya, membawanya ke hadapan cermin sekali lagi saya katakan cobalah lihat dirimu, rambutmu sudah berantakan, wajahmu terlihat tua karena marah, padahal kau cantik tapi karena kau marah maka wajah jelekmu keluar....ternyata wajahmu sangat jelek.

Saya pun mulai menasihatinya dan memberikan semangat lagi agar emosinya redah. "kawan coba kau fikir, kenapa kau harus capek-capek marah, membuang energimu dan membuat dirimu sesak sendiri sementara kau tak berfikir apakah orang yang kau maksud itu memikirkan perasaanmu? dengan kau marah2 seperti ini hanya membuat wajahmu kelihatan tua. Ayolah kawan, sekarang bukan waktunya kau menangis lagi, hentikan tangisan dan amarahmu. selesaikan masalahmu baik2 dengannya, bicarakanlah semua keinginanmu dan apa yang tak kau sukai dari dirinya, berika dia pengertian agar dia pahami betapa sayangnya kau padanya. Sekarang tersenyumlah dan pergilah selesaikan masalahmu.

NB: SORRY NIH BELOM NULIS LAGE......., LAGI G MOOD. :(

Minggu, 04 Desember 2011

Bunda

Bunda…
Engkau laksana bintang,
Bertabur di langit
Menjadi cahaya kala aku bimbang
Hadirmu laksana pelangi
Memberi hiasan indah dalam hidupku

Kini…
Kami kehilanganmu
alam menjadi beda diantara kita

Bunda……Disini
kami hanya bisa mendoakanmu
Selamat jalan bintangku
Selamat jalan pelangiku
Yang takkan kembali

Selamat jalan bunda.....
Hanya kasih sayang dan ketulusanmu
yang akan selalu di kenang

motifatorku

Motifatorku..... 


orang perTAma : 


Dia yang bisa membuat hidupku dan keluargaku lebih berarti dan lebih berharga. Kau menyayangi kami sepenuh hatimu. Tak ada kata lelah dan mengeluh yang tertutur dari bibirnya sekalipun dia sakit, dia tetap berusaha mengurus dan menjaga kami......., Ku tuliskan ungkapan hatiku ini untukmu wahai motifatorku.......


Aku tak bisa melihatmu, ku tak bisa menyentuhmu, aku hanya bisa merasakanmu selalu ada di dalam hatiku. wahai engkau motifatorku, ku tahu kau bisa melihatku di manapun dan apapun yang ku lakukan. Banyak hal yang kau inginkan dan ku tahu dia inginkan ku menjadi lebih baik darinya dan dia yakinkan itu padaku, "kamu harus bisa menjadi orang yang lebih baik, jagalah dirimu,  jagalah adikmu, jagalah Ayahmu, sayangi mereka untukku" itu kata-kata di saat-saat terakhirnya, dengan suara lembut, pelan dan terbata-bata menahan sakitnya........


Dia memang pantas menjadi motifatorku dan siapapun itu, walaupun di saat terakhirnya dia masih berusaha untuk membuat orang yang dia sayangi dan di cintanya menjadi orang yang berguna untuk keluarga dan masa depan.