"akkkhhhh..........ingin sekali keluar kata-kata kasar dari mulutku
aaakkkkhhhh.............muak dan ingin rasanya ku mengomel padamu, ingin ku tampar wajahmu,aakkhhhh.......kenapa terlalu banyak inginmu, ku ingin kau mengerti....akkhhh......tapi kau tak pernah mengerti aku.........., kau tahu kah rasanya menahan amarah itu???? haaaa.....????? kalau aku tak peduli padamu tak lama ku kan menonjok wajahmu, akkhhhh....aku mau marah tapi sama siapa?????? ingin marah padamu tapi, setiap ku melihat wajahmu ku tak sanggup lagi memarahimu terpaksa hanya bisa ku ungkapkan padamu teman. air mataku bercucuran ini karena menahan emosi yg membara di dada, sesak rasanya. Aku tak tau memarahi orang itu, aku sayang tapi aku juga sering menahan emosi dengan semua tingkah lakunya padaku kawan.
Wooowww..........."Begitulah kata2 yang ku dengar dari curahan hati seorang kawan yang sedang marah tetapi tak ingin memarahi secara langsung orang yg ia benci. Wajahnya memerah karena emosi, desah nafasnya naik turun karena emosi, suaranya keras dan berteriak seakan sayalah orang yg dia marahi. Tapi karena saya memiliki perasaan mengasihi seorang kawan saya tetap mendengarkan curahan hatinya walaupun dengan nada suara yang lantang, keras dan penuh makian. sesekali aku mengelus dadanya dan menasihatinya. Sabarlah kawan, saya tak melarangmu tuk bercerita, keluarkan semua emosimu, ceritakan saja padaku bila kau memang tak ingin menyakiti hati orang itu. Dia pun terus bercerita dengan nada marah.
"Selalu ku berikan dia pengertian tetapi dia tak pernah mau mengerti......aaakkkkhhhh......ingin rasanya aku menggigit telinganya sampai putus.......
Saya mengatakan padanya, heeiii....tegakah kau kawan menggigit telinganya sampai putus....hhhmmmm......, itu hanya uneg-unegmu saja dan saya yakin tak mungkin seorang sepertimu tega menggigit telinga orang itu sampai putus, jangankan menggigit memarahinya pun kau tak mampu karena kau juga masih sayang padanya. Saya memberikan saran untuknya. hei kawan coba lihat dirimu.........seperti orang yang tak terkendali, modelmu seperti orang gila....haahahahaha.........Sy menertawakannya, membawanya ke hadapan cermin sekali lagi saya katakan cobalah lihat dirimu, rambutmu sudah berantakan, wajahmu terlihat tua karena marah, padahal kau cantik tapi karena kau marah maka wajah jelekmu keluar....ternyata wajahmu sangat jelek.
Saya pun mulai menasihatinya dan memberikan semangat lagi agar emosinya redah. "kawan coba kau fikir, kenapa kau harus capek-capek marah, membuang energimu dan membuat dirimu sesak sendiri sementara kau tak berfikir apakah orang yang kau maksud itu memikirkan perasaanmu? dengan kau marah2 seperti ini hanya membuat wajahmu kelihatan tua. Ayolah kawan, sekarang bukan waktunya kau menangis lagi, hentikan tangisan dan amarahmu. selesaikan masalahmu baik2 dengannya, bicarakanlah semua keinginanmu dan apa yang tak kau sukai dari dirinya, berika dia pengertian agar dia pahami betapa sayangnya kau padanya. Sekarang tersenyumlah dan pergilah selesaikan masalahmu.
NB: SORRY NIH BELOM NULIS LAGE......., LAGI G MOOD. :(